COO Nawakara, Randy A. Pattikayhatu: Operasional Keamanan Yang Optimal

COO Nawakara, Randy A. Pattikayhatu: Operasional Keamanan Yang Optimal

Berbicara mengenai operasional sebuah perusahaan, efisiensi dan produktivitas adalah kunci untuk mencapai keberhasilan jangka panjang. Memastikan proses bisnis yang efisien, penggunaan sumber daya yang optimal, dan pengelolaan manajemen yang baik akan membantu meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.

Chief Operating Officer (COO) Nawakara, Bapak Randy A. Pattikayhatu, SE, ICPS, CCTP, atau yang biasa disapa Pak Randy, memiliki pandangan yang sama. Menurut beliau, misi utama dari seorang COO adalah memastikan tercapainya efisiensi dan produktivitas sehingga setiap proyek dapat terlaksana sesuai dengan rencana bisnisnya. Komunikasi dan koordinasi baik secara internal dan eksternal, maupun vertikal dan horizontal, juga merupakan elemen penting yang dapat menunjang kinerja dari setiap proyek yang dilaksanakan oleh Nawakara.

Pria yang memulai karirnya di Nawakara pada tahun 2011 ini, memiliki rekam jejak yang panjang di bidang security. Kualifikasi seperti Certified Counter Terrorism Practitioner (CCTP), International Crime Prevention Specialist (ICPS), dan sertifikasi Gada Utama, hanyalah beberapa sertifikasi yang telah dicapai oleh beliau. 

 

Simak ringkasan wawancara kami bersama dengan beliau berikut ini.

 

Q: Apa peran dari seorang COO di Nawakara?

Seorang Chief Operating Officer mempunyai misi utama untuk memastikan produktivitas proyek sesuai dengan annual business plan, berjalan selaras dengan kontrak dari setiap klien, pengelolaan fungsional dengan support terhadap regional, untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Selain itu, memastikan setiap aspek dalam operasional proyek berjalan sesuai dengan aturan regulator.

Secara tanggungjawab, seorang COO bertanggung jawab terhadap segi bisnis dari setiap proyek, mengontrol anggaran, mengkolaborasikan aspek man dan machine dalam setiap operasional proyek, memastikan data proyek yang akurat dan tepat waktu, memastikan delivery proyek berjalan lancar dan sesuai dengan regulasi, hingga melakukan supervisi (monitoring dan control) secara vertikal dan koordinasi secara horizontal.

Hal yang disebut terakhir, supervisi dan koordinasi, memainkan peran kunci dalam manajemen operasional. Secara horizontal, keterlambatan di satu direktorat dapat berpengaruh ke direktorat lainnya. Secara vertikal, jenjang laporan koordinasi mulai dari lini Regional Manager / Department Head, General Manager Regional Office / Division Head, hingga pada akhirnya supervisi oleh Chief Operating Officer, harus dapat berjalan secara efektif.

 

Q: Apa saja tantangan yang dihadapi oleh COO?

Tantangan yang dihadapi pada bidang operasional dapat dikategorikan ke dalam tantangan internal dan eksternal.

Tantangan utama dalam internal setiap organisasi tentu adalah bagaimana menjalankan business process yang efektif. Beberapa contohnya adalah bagaimana setiap elemen operasional dapat memahami objective dari sebuah proyek, agar setiap anggota tahu betul apa yang mereka lakukan dan dampaknya seperti apa. Hal lain adalah memastikan kapasitas dan kapabilitas.

Oleh karena itu, kembali lagi, komunikasi dan koordinasi baik pada direktorat operasional maupun lintas direktorat menjadi kunci dalam menjamin organisasi yang efektif.

Tantangan dari segi eksternal dapat datang dari persaingan usaha, klien maupun calon klien, hingga kejadian operasional. 

Beberapa hal yang dilakukan untuk mengatasi tantangan eksternal adalah dengan melakukan edukasi kepada klien maupun calon klien bahwa keamanan bukan merupakan biaya, namun investasi. Sehingga bersama-sama dengan Nawakara, klien dan calon klien memiliki pemahaman yang holistik terhadap pengamanan aset perusahaannya.

Hal lain yang dilakukan terkait kejadian yang terjadi pada proyek seperti tindakan sabotase adalah dengan melakukan kontrol, komunikasi, dan koordinasi berjenjang yang sudah dijelaskan sebelumnya.

 

Q: Kejadian apa yang paling sering terjadi pada operasional proyek?

Hal yang paling umum terjadi dan banyak dikeluhkan oleh klien maupun calon klien adalah trespassing. Pelanggaran ini terjadi ketika terdapat oknum yang masuk ke premises yang tidak diundang, tidak memiliki izin, dan/atau tidak terdata pada sistem keamanan.

Oknum tersebut dapat memiliki berbagai motif. Misalnya saja melakukan tindakan vandalisme, tindakan pencurian atau sabotase, hingga ancaman kekerasan. Namun tidak hanya tindakan kejahatan, oknum tersebut juga mungkin hanya warga sekitar yang hendak melintas atau masuk ke area untuk meminta sesuatu dari perusahaan tersebut.

Kejadian trespassing ini merupakan hal yang paling umum terjadi di dalam sebuah proyek, karena terkait dengan perimeter pengamanan yang ditetapkan dari security system.

 

Q: Lalu bagaimana solusi security system yang optimal?

Solusi untuk menjaga perimeter dan ancaman trespassing adalah Visitor Management System, Access Control, Alarm System dan CCTV.

Visitor Management System merupakan sebuah sistem keamanan yang dapat mengatur dan memonitor seluruh orang yang keluar/masuk dari sebuah area. 

Sementara Access Control merupakan pintu dari mobilisasi baik orang, kendaraan, maupun barang. Access Control dapat ditetapkan jumlah titiknya sesuai dengan area perimeter yang diamankan. Biasanya dipisahkan antara akses orang, akses kendaraan, dan akses bongkar/muat barang. Akses yang diberikan juga beragam, mulai dari karyawan, tamu, hingga vendor.

Alarm System dan CCTV merupakan komponen yang juga tidak dapat terpisahkan dari pengamanan perimeter. Dimana CCTV berfungsi sebagai alat untuk memonitor dan Alarm System untuk memicu jika diperlukan tindakan.

Keseluruhan sistem di atas kemudian dikontrol melalui sebuah Command Center, dimana ketika terdapat trigger dari Alarm dan CCTV, terdapat proses respon yang sudah dikoordinasikan sebelumnya, baik terhadap petugas keamanan hingga kepolisian setempat.

Di Nawakara, sistem terintegrasi seperti ini merupakan sasaran utama kami. Sebuah Integrated Security Solutions yang dapat mengoptimalkan keamanan pada berbagai objek.

 

Q: Apa keunggulan dari Integrated Security System?

Di Nawakara, unsur pengamanan yang berbasis Security Risk Assessment (SRA), manusia/orang (man-based), mesin/teknologi (machine-based), dan sistem keamanan yang dimonitor melalui Command Center, merupakan sebuah kesatuan yang disebut Integrated Security Solutions, dimana unsur-unsur tersebut saling melengkapi satu sama lain.

Namun tidak hanya menginteregrasikan unsur-unsur pengamanan tersebut, terlebih lagi, personil Nawakara juga turut membina dan memelihara security culture, memberikan pemahaman kepada stakeholders bahwa keamanan merupakan bagian dari kita semua. Karena ketika kita berbicara tentang keamanan, bukan hanya bicara tentang perimeter, namun juga koordinasi dengan stakeholders setempat agar kita dapat mengetahui informasi dengan cepat dan mencegah ancaman keamanan secara tepat.

Dengan pendekatan tersebut, Nawakara memiliki keunggulan kompetitif dari segi operasional, memastikan pengamanan dapat berjalan dengan lebih optimal, sesuai dengan rancangan bisnis dari setiap klien.

CS
close
CS

Halo!
Tim sales kami siap melayani Anda

Kirim Pertanyaan