Trespassing menjadi pelanggaran keamanan yang paling banyak dikeluhkan oleh klien maupun calon klien Nawakara. Trespassing sendiri merujuk pada sebuah pelanggaran yang terjadi ketika terdapat oknum yang masuk ke dalam suatu premises tanpa izin dan/atau tidak terdata di dalam sistem keamanan premises tersebut.
Pelanggaran trespassing tidak serta-merta menjadi ancaman keamanan yang serius. Mengingat pelanggaran ini juga dapat terjadi tanpa sengaja, terutama di area operasi bisnis yang sangat luas seperti pertambangan yang berdekatan dengan pemukiman warga, di mana trespassing dapat terjadi ketika terdapat warga yang sebenarnya hanya ingin melintas melalui area operasi.
Namun, trespassing berpotensi untuk berubah dengan cepat menjadi ancaman keamanan yang sangat serius ketika oknum yang melakukan pelanggaran ini memiliki niat untuk melakukan tindak kriminal seperti vandalisme, pencurian, atau bahkan sabotase.
Oleh sebab itu, diperlukan sebuah sistem pengamanan yang optimal untuk menghilangkan pelanggaran trespassing. Sehingga, meminimalkan risiko terjadinya hal-hal yang dapat merugikan pelaku bisnis, baik secara fisik maupun finansial. Lalu, bagaimana cara Nawakara melakukannya?
Penetapan Perimeter
Perimeter adalah batas terluar dari area yang diamankan. Secara fisik, perimeter biasanya ditandai dengan adanya tembok atau pagar. Namun dapat juga berupa patok atau tanda batas untuk wilayah-wilayah bisnis yang sangat luas.
Penetapan perimeter tidak hanya berfungsi untuk menjadi batasan wilayah yang harus diamankan, melainkan juga untuk mencegah terjadinya pelanggaran trespassing. Baik karena terdapat penghalang fisik yang tidak memungkinkan akses, maupun karena terdapat tanda yang menunjukkan bahwa akses melewati tanda tersebut merupakan sebuah pelanggaran.
Access Control System
Access Control System atau pengendalian akses adalah sistem pengamanan yang berfungsi untuk mengendalikan akses ke wilayah yang diamankan, di mana akses hanya dapat dilakukan melalui titik-titik yang telah ditetapkan dengan jumlah yang disesuaikan dengan luas wilayah yang diamankan.
Pada umumnya, titik-titik akses ini dipisahkan antara orang, kendaraan, dan bongkar/muat barang. Sehingga meminimalkan potensi terjadinya gangguan aktivitas operasi bisnis sehari-hari.
Tidak hanya membantu menghilangkan trespassing, Access Control System juga diterapkan secara internal. Di mana para pekerja/karyawan hanya dapat mengakses lokasi yang sesuai dengan kewenangannya.
Visitor Management System
Secara umum, Visitor Management System atau VMS adalah sebuah sistem yang diintegrasikan bersama dengan Access Control System. Melalui sistem ini, setiap orang yang masuk melalui titik-titik akses dapat diidentifikasi dan di data.
Dengan kemajuan teknologi, VMS telah dapat dilakukan secara digital. Hal ini membuat pendataan setiap pengunjung menjadi lebih efisien. Melalui database yang telah dibuat sebelumnya, VMS juga memungkinkan otomatisasi pemberian akses sesuai dengan tipe pengunjung. Contoh, pemberian akses akan secara otomatis berbeda antara tamu dan karyawan.
Dengan demikian, pengamanan lingkungan kerja secara real-time akan menjadi lebih optimal. Pendataan pengunjung yang jelas juga akan mempermudah identifikasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
CCTV & Alarm System
Kemajuan teknologi ini juga dapat dirasakan dalam melakukan pengamanan terhadap ancaman trespassing melalui CCTV dan Alarm System. Saat ini, keduanya merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan untuk melakukan pengamanan perimeter.
CCTV berfungsi sebagai “mata”, memberikan gambaran secara real-time mengenai segala aktivitas di sekitar titik-titik pemasangannya. Sementara Alarm System digunakan untuk memberikan informasi (melalui bunyi alarm) ketika terjadi gangguan keamanan. Dalam konteks trespassing, pemicu alarm terjadi ketika sensor-sensor yang telah ditempatkan di titik-titik tertentu untuk mendeteksi dini pergerakan atau bahkan panas tubuh yang mengindikasikan adanya upaya akses ke area yang diamankan melalui titik-titik yang tidak seharusnya.
Melalui kombinasi tersebut, pengamanan perimeter dapat dilakukan secara optimal dan efisien. Terutama pada wilayah pengamanan yang sangat luas.
Command Center
Seluruh sistem yang terintegrasi tersebut dikendalikan dalam sebuah Command Center. Dimana Command Center berfungsi untuk melakukan pengawasan 24/7 terhadap area yang diamankan.
Sehingga ketika terjadi trigger pada Alarm System, Command Center akan memberikan arahan terhadap para petugas di lapangan untuk melakukan respons secara cepat.
Dengan demikian, tindakan pengamanan yang diperlukan dapat dilakukan dengan segera. Menghindari potensi terjadinya hal-hal yang berisiko membahayakan dan merugikan.
Mencegah Trespassing Bersama Nawakara
Trespassing merupakan sebuah pelanggaran yang sedikitnya akan mengganggu aktivitas bisnis dan menyebabkan lingkungan kerja menjadi tidak nyaman, namun juga berpotensi menimbulkan kerugian besar secara fisik maupun finansial ketika oknum yang melakukannya bertujuan untuk melakukan tindak kejahatan seperti vandalisme atau sabotase. Sehingga, diperlukan pengamanan yang optimal dan terintegrasi.
Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, Nawakara mampu memberikan solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya trespassing melalui framework plan-prevent-protect.
Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk kelancaran aktivitas bisnis Anda. Segera hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.